Fenomena Caleg Aji Mumpung, Liando Pesimis Pemilu akan Lebih Baik

Headline, Manado, Pentas, Politik1207 Dilihat

Manado, Sumber Berita ID – Dosen kepemiluan Fisip Unsrat, Ferry Daud Liando mengaku pesimis bahwa pemilu 2024 akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang lebih baik dari pemilu sebelumnya. 

Menurutnya, buruknya kaderisasi parpol dan potensi permainan politik uang sepertinya akan menjadi penghambat keberhasilan pemilu.

Hal tersebut dikemukakannya ketika menjadi narasumber dengan topik “Dinamika Politik pada Proses Pencalonan Anggota DPR dan DPRD di Sulawesi Utara yang di gelar oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara, di Swiss bell Hotel, pada Jumat (03/11/2023)

“Dari hasil pengamatannya banyak caleg yang tidak melalui proses pengkaderan tapi sudah dicalonkan. Padahal fungsi kaderisasi itu penting untuk melatih kepemimpinan politik, melatih integritas serta melatih bagaimana menjadi anggota DPR atau DPRD yang benar, ” ujar mener Liando.

Tukas Liando, harusnya para pimpinan partai politik memilih calon yang sudah teruji dalam pengkaderan.

“Jika caleg hanya sekedar asal comot tanpa memperhatikan kapasitas dan integritasnya maka mustahil pemilu akan berhasil. Sebab yang akan terpilih adalah orang-orang yang tidak cakap dalam jabatannya,” katanya kembali.

Ia juga menyinggung soal fenomena banyaknya caleg impor, caleg naturalisasi dan caleg aji mumpung.

“Caleg impor adalah caleg yang tidak mengenal dan dikenal di daerahnya. Amat mustahil bagi caleg yang lahir dan besar di daerah lain akan memperjuangkan kepentingan masyarakat jika kelak akan terpilih sebagai anggota DPR/DPRD,” ujarnya.

Terkait fenomena caleg naturalisasi merupakan caleg yang berpindah-pindah parpol. Menurut Liando, modus ini tidak tepat karena fungsi idiologi parpol tak akan memberi warna dalam perjuangan politiknya ketika terpilih.

“Modus ini terjadi karena kemungkinan besar parpol hanya dimanfaatkan untuk kepentingan mendapatkan jabatan dan keuntungan ekonomi”, timpalnya.

Caleg aji mumpung merupakan fenomena munculnya kerabat-kerabat elit-elit kekuasaam dalam pencalonan.

“Pengaruh kekuasaan sangat berdampak pada kemenangan calon. Meski sistem rekrutmen caleg oleh parpol masih bermasalah secara politis, namun jika nama-nama caleg memiliki kualitas, kapasitas dan integritas yang baik bisa saja kondisi ini dapat dimaklumi, ” katanya kembali.

Namun demikian pengalaman pada pemilu 2019 bahwa proses rekrutmen yang tidak baik menjadi pemicu adanya jual beli suara dan berbagai bentuk kejahatan agar dapat terpilih.

“Bawaslu diberikan kewenangan untuk memastikan proses pemilu berjalan secara adil, jujur dan tanpa kecurangan, ” tutupnya.

Peserta kegiatan adalah partai politik, ormas dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Hadir juga Donny Rumagit anggota Bawaslu Sulut dan Toar Palilingan sebagai narasumber lain. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *