Kenapa disebut Ikan Mujair, Ini Sejarahnya

Headline, Info, Viral4686 Dilihat

Sumber Berita ID – Ikan Mujair adalah ikan favorit kebanyakan warga, selain rasanya yang gurih ikan dengan nama ilmiah Oreochromis Mossambicus ini sangat mudah ditemui.

Namun tahukah kalian siapa penemu ikan mujair ini?.

Dilansir oleh Wikipedia, penyebaran alami ikan ini adalah perairan di Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai Selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939.

Mbah Moedjair lahir pada tahun 1890 di desa Kuningan (3 km arah timur dari pusat kota Blitar, Jawa Timur). Beliau menikah dengan Partimah dan memiliki 7 orang anak. Hingga saat ini hanya tinggal dua orang anak Mbah Moedjair yang masih hidup dan bisa bercerita tentang perjuangan orang tuanya. Semasa hidupnya Mbah Moedjair memiliki sebuah warung sate yang sangat populer di kalangan masyarakat Blitar.

Namun karena Mbah Moedjair memiliki kebiasaan berjudi, pada akhirnya usaha satenya mengalami kerugian yang membuat beliau mulai terpuruk. Di tengah keterpurukannya ini, kepala desa Papungan, Pak Muraji mengajaknya melakukan tirakat di Pantai Serang setiap tanggal 1 Suro penanggalan Jawa. Nah di pantai inilah Mbah Moedjair menemukan sekelompok ikan yang menarik perhatiannya. Ikan ini sangat unik, mereka menyembunyikan anak-anaknya di mulut pada saat terancam bahaya. Rasa tertarik rupanya membuat Mbah Moedjair membawa beberapa ekor ikan baru tersebut untuk dipelihara di rumahnya.

Dikarenakan habitat yang berbeda tentu saja ikan yang dibawa Mbah Moedjair dari pantai tersebut tidak bisa bertahan hidup di air tawar. Namun Mbah Moedjair tak patah semangat. Beliau mulai rajin melakukan riset dengan tekat bahwa ikan ini harus bisa hidup di habitat air tawar. Beliau mulai merubah-rubah komposisi air tawar dan air laut hingga menemukan campuran yang tepat untuk memelihara ikan baru ini. Menurut penuturan anak Mbah Moedjair, usaha gigih tersebut berhasil pada percobaan ke-11 dengan 4 ekor ikan. Perlu diketahui, untuk setiap percobaan, Mbah Moedjair harus pulang pergi ke Pantai Serang dari desa Papungan yang jaraknya 35km dengan berjalan kaki melintasi hutan selama dua hari, pulang dan pergi.

Keberhasilan Mbah Moedjair membawa ikan jenis baru ke kolam halaman rumahnya membuat nama Mbah Moedjair menjadi lekas terkenal. Dari satu kolam kemudian berkembang menjadi tiga. Ikan hasil budidayanya dibagi-bagikan ke tetangga dan sisanya di jual ke pasar dan dijajakan dengan sepeda kumbang.(gdn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *