Manado, Sumber Berita ID – Menaikkan harga BBM bisa diambil Pemerintah sebagai jalan untuk menjaga stabilitas fiskal APBN akibat gejolak harga migas dunia. Namun, kebijakan ini harus berdasarkan kalkulasi yang tepat dan valid; berapa sejatinya persentasi kenaikan harga BBM dan gas yang cukup bisa diterima.
Sejumlah aktivis mahasiswa pun menyoroti kebijakan pemerintah tersebut. Sebut saja seperti Radinal Muhdar Ketua HMI Cabang Manado yang mengatakan solusi pemerintah menaikan BBM dirasakan kurang tepat.
“Pemerintah harusnya mempunyai solusi yang lebih tepat ketimbang menaikan harga BBM. Untuk menambah income pemerintah kan tidak harus menghilangkan subsidi BBM terus menaikan harga. Kan bisa dengan banyak cara,” kata Muhdar, pada Kamis (29/09/2022).
Muhdar menambahkan, pemerintah harus lebih jeli lagi menyikapi hal ini. Menurutnya, dampak dari menaikan harga BBM tidak berpengaruh balik pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Subsidi BBM harus dikurangi sampai pada level di mana dampaknya tidak terlalu drastis. Pertanyaannya, subsidi BBM harus dikurangi sampai berapa sehingga dampaknya tidak terlalu drastis pada sektor-sektor yang berbasis mobilitas sehingga pertumbuhan ekonomi tidak tergerus terlalu banyak,” ucap Muhda didampingi oleh ketua LMND Alpianus Tempongbuka.
Disamping itu, Muhda pun memberikan solusi yang menurutnya bisa diterapkan oleh pemerintah pusat dalam menyikapi kenaikan BBM.
“Kami bersolusi bahwa pemerintah bisa mengalihkan pendapatan negara di sektor pajak, tambang dan sektor rill lainnya. Ketimbang menaikan harga BBM, rakyat kecil yang akan merasakan dampaknya,” tutupnya.(*/don)