Manado, Sumber Berita ID – Praktek skimming adalah metode pencurian data yang harus menggunakan alat khusus yaitu skimmer. Alat ini berbentuk mulut slot kartu ATM.
Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo (BSG) ikut menjadi korban praktek ini.
Dilansir dari Fakta 88, Epi, salah satu nasabah menjelaskan, pada Kamis (30/6/2022) pagi tadi, ia menarik uang di ATM Suzuki Malalayang. Sepengatahuan Epi, uang di rekening kurang lebih Rp14.700.000. Ia menarik tunai di anjungan sebesar Rp1.000.000. Betapa kagetnya Epi setelah membaca struk ATM, sisa saldo sebesar Rp90.912.
Pihak BSG segera merespon kejadian tersebut. PT Bank SulutGo (BSG) menjamin penggantian dana nasabah akibat kejahatan skimming. Namun, nilainya tak signifikan.
Hal itu dikatakan Direktur Utama PT BSG Revino Pepah melalui, Pemimpin Divisi Corporate Secretary Linda Moniaga,Kamis,(30/06/20220 malam.
“Pada prinsipnya BSG menjamin penggantian kerugian bagi nasabah yang terbukti dirugikan akibat percobaan skimming dimaksud sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.Menurutnya, Sudah ada beberapa nasabah yang melaporkan rekening terdebet tanpa transaksi.
Hal ini sementara diperiksa oleh divisi terkait. Pihak BSG juga telah melaporkan kepada pihak berwajib atas kejadian ini.
“Sesuai hasil identifikasi bahwa nilainya tak signifikan dan dapat ditangani oleh BSG, ” tandasnya.
Lanjutnya, Masyarakat atau nasabah tak usah cemas dan mohon langsung melaporkan ke pihaknya.
“Apabila terjadi perbedaan pencatatan transaksi akibat hal tersebut diminta kepada nasabah untuk segera melaporkan ke kantor cabang/ cabang pembantu BSG terdekat,” pintanya.
Dari hasil penelusuran media ini, kasus serupa sudah terjadi di bank-bank lain dalam kurung waktu tahun 2021-2022.
Salah satu bank daerah di Sumatra Barat yaitu Bank Nagari bahkan merilis kasus yang sama. Jumlahnya pun tak main-main, capai Rp 1,5 miliar dengan 141 korban skimming. Bank Lampung juga mengalami hal serupa pada medio bulan Juni 2022 lalu, uang miliaran rupiah nasabah, hilang akibat praktek kejahatan skimming ini.
Begitu juga bank yang berskala nasional, BNI pun tak luput dari kejahatan ini. Tahun lalu, terjadi di ATM BNI di UI menjadi incaran pelaku kejahatan skimming. BCA pun mencatatkan hal yang sama pada bulan Maret 2022 lalu, seorang nasabah melalui media sosial mengaku kehilangan tabungan senilai Rp 135 juta dalam sehari.
Bahkan sekelas Bank BUMN harus mengalami hal serupa. Pada 7 April 2021, BRI melaporkan kasus skimming dari nasabah yang berasal dari Kabupaten Cianjur.
Terus, bagaimana kita mengetahui apabila mesin ATM sudah dipasang alat skimming?
Dilansir dari CNBC, pakar keamanan siber sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto, menjelaskan ada beberapa mesin ATM yang berisiko sudah dieksploitasi orang jahat.
Teguh lalu menjelaskan bahwa mesin ATM tersebut ditempeli perangkat yang bisa merekam data kartu milik nasabah. Alat ini biasanya ada di bagian mulut tempat Anda memasukkan kartu.
Dan di bagian atas penutup tombol ATM, diletakkan kamera untuk meng-capture PIN ATM milik nasabah.
“Biasakan setiap mau transaksi di ATM manapun, raba di bagian atas langit-langit penutup tombol sebelum masukin PIN ATM,” kata Teguh dalam cuitannya di Twitter.
Adapun mesin ATM yang ada di lokasi sepi, biasanya menjadi sasaran empuk para penjahat, seperti misalnya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Jadi ketika melakukan transaksi menggunakan kartu di tempat-tempat tersebut sebaiknya hati-hati,” ujarnya mengingatkan. (*/don)