Manado, Sumber Berita ID – Anggota DPRD Kota Manado, Jeane Laluyan menanggapi pernyataan dari sesama anggota “penghuni gedung rakyat” berinisial JR mengenai Dana Insentif Rohaniawan. Srikandi PDI Perjuangan ini menilai, pernyataan dari JR tidak tepat, malahan menurutnya pernyataan JR diduga hanya ingin memojokkan pemerintah.
“Dimasa Covid 19 begini, Pemerintah Kota Manado di bawah arahan Andrei Angouw dan Richard Sualang masih menyisihkan dan Rp 2,1 Milyar untuk Dana Rohaniawan. Dengan pernyataan dari Ibu sesama anggota dewan JR di podcast salah satu media di Manado menurut saya tidak itu sama saja mendiskreditkan kinerja pemerintah AA-RS yang sekarang ini tengah bekerja untuk rakyat Kota Manado,” ujar Laluyan saat di temui di Kantor DPRD Manado, pada Rabu (19/10/2022).
Menurut Kaban Baguna PDI Perjuangan Manado ini, JR harus membedakan mana yang Bantuan Sosial (Bansos) dan mana yang Dana Insentif.
“Harus bedakan mana Dana Sosial dan mana Dana Insentif. Saya pun sudah berkoordinasi dengan BKSUA dan Kesra mengenai masalah ini, dan saya mendapat penjelasan yang jelas dan masuk akal, karena ini bentuknya dana Insentif bukan Bansos,” ucapnya.
Penjelasan dari BKSUA dan Kesra menurut Laluyan sudah jelas, bahwa Dana Rohaniawan yang diberikan itu berbeda karena situasi jarak, dan intensitas pelayanan yang berbeda.
“Jadi, besaran berbeda karena situasi, jarak, dan intensitas pelayanan berbeda, maka daripada itu dana yang diterima oleh para rohaniawan berbeda. Berdoa saja, jika ekonomi sudah membaik, saya juga orang yang pertama akan mengusulkan bantuan sosial ke tempat ibadah dimaksimalkan. Semoga ini tidak menjadi salah kaprah antara rohaniawan ke pemerintah,” lanjutnya.
Laluyan menyarankan JR untuk sebaiknya berkoordinasi dengan Kesra dan BKSUA terkait hal ini, agar menurutnya tidak menjadi polemik di mata masyarakat.
“Anggota Dewan JR sebaiknya berkoordinasi langsung dengan Kesra dan BKSUA agar ini tidak menjadi bola panas yang membuat keresahan di masyarakat,” tutupnya.(don)