Sejarah Penetapan Hari Jadi Minahasa

Headline, Sejarah1201 Dilihat

Manado, Sumber Berita ID – Tepat hari ini, Kabupaten Minahasa merayakan ulang tahunnya yang ke – 592. Namun tahukah anda, sejarah penetapan tanggal 5 November sebagai hari ulang tahun Kabupaten Minahasa?. Berikut ulasan dari sejarawan Bodewyn G. Talumewo (Bode).

Tanggal 5 November 1428 yang kita kenal sekarang ini diterima secara aklamasi sebagai Hari Jadi Minahasa dalam sidang pleno DPRD II Minahasa, kemudian ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) tanggal 1 Oktober 1983 No. 8/Th. 1983 oleh Bupati Minahasa A.L. Lelengboto tentang Hari Jadi Tanah Minahasa (bukan hanya Kabupaten Minahasa) jatuh pada tanggal 5 November 1428. Kol. (Purn) Alex Lambertus Lelengboto (1928 – 1988) sendiri menjadi Bupati KDH Minahasa antara 20 Desember 1982 – 21 Desember 1987. Sebelumnya dalam seminar Seminar Sejarah Penetapan Hari Jadi Minahasa, berlangsung tanggal 24-27 Mei 1982, Bupati Lelengboto duduk sebagai peserta. Dengan demikian Minahasa merayakan Hari Jadinya tanggal 5 November 1983 yang ke-555. Tanggal 5 November dipilih sebagai hari lahir ‘Bapak Bangsa Minahasa’ Dr. G.S.S.J. Ratulangi (1890 – 1949) dan tahun 1428 sebagai waktu perkiraan Kongres Pinaesaan Malesung/Minahasa melawan Bolaang Mongondow. Tahun ini dipilih sebagai gabungan 14 dan 28, di mana 14 diambil dari Peristiwa Merah Putih di Manado 14 Februari 1946 dan 28 diambil dari Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Ada yang membisikkan bahwa angka Hari Jadi ke-555 itu diambil dari merek rokok kesayangan Bupati Lelengboto yaitu “555”.

Pengkajian penentuan Hari Jadi (Hari Ulang Tahun, dirgahayu) Minahasa dilakukan dengan menggelar Seminar Sejarah Penetapan Hari Jadi Minahasa, berlangsung tanggal 24-27 Mei 1982 di gedung DPRD Minahasa.

Ketua Umum Lembaga Sosial Budaya Minahasa Brigjen (Purn) Welly Lasut pun melayangkan surat pernyataan resmi menolak keputusan seminar.

Sebelumnya, berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Minahasa No. 14/Pimp/DPRDM/XII/81 tanggal 2 Desember 1981 bahwa Hari Jadi Minahasa haruslah berpatokan pada saat daerah Minahasa menjadi satu kesatuan wilayah hukum, satu kesatuan masyarakat hukum dan satu kesatuan budaya.

Sidang pleno DPRD Minahasa menetapkan 5-11-1428 sebagai Hari Jadi sesudah melalui perdebatan dan argumentasi yang sengit. Proses pematangan dalam forum seminar tanggal 24-27 Mei 1982 itu diikuti ilmuwan, politisi, sejarawan, seniman, tokoh-tokoh mantan Kepala Daerah Minahasa.

Pendapat bahwa Hari Jadi Minahasa harus berdasar adat diplomasi yang bertolak pada momentum sejak 10 Januari 1679 dan 10 September 1699 diwakili oleh kubu Frans S. Watuseke, Bert Supit, H.M. Taulu, Kotambunan, dan kawan-kawan. Kelompok Korps Pembangunan Sulut dengan juru bicara Wem Tenges mengandalkan. Barisan S.H. Awuy dan kawan-kawan mempertahankan momentum sejarah sebagai tindakan heroisme Minahasa.

Menurut sejarawan Drs. Fendy E.W. Parengkuan, penetapan tahun itu tidak didasarkan pada kajian ilmiah dan historis (waktu itu Drs. Parengkuan bertindak sebagai Sekretaris Panitia Pengarah mewakili Unsrat, sedangkan Ketua Panitia Pengarah adalah Prof. Kandou mewakili IKIP Manado).

Padahal waktu itu banyak yang mendukung tanggal 10 Agustus 1643/1644 sebagai Hari Jadi Minahasa.

Drs. Joutje Sendoh, yang mengemukakan makalah berjudul “Dari Malesung ke Minahasa”, menyatakan bahwa makalah itu tersusun melalui suatu dialog dan konsultasi antara pimpinan DPRD periode 1982-1987 dengan Pemda kabupaten Minahasa (Bupati Kol A.L. Lelengboto dan Sekwilda Drs. S.H. Sarundajang).

Dalam makalah Sendoh itu, kombinasi 5-11-1428 dikemukakan dengan mempertimbangkan bahwa sekitar tahun itulah sebagai asal-usul nama Minahasa. Pada mulanya Minahasa bernama Malesung.

Watu Pinawetengan

Sesudah Kongres Watu Pinawetengan Pertama yang dilakukan anak-cucu Toar-Lumimuut, nama Malesung mulai berganti menjadi Pinaesaan. Sekitar tahun 1425, gabungan keturunan Toar-Lumimuut (‘maesaan’/’pinaesaan’) dari Tountemboan, Tombulu, Tonsea, Toulour mengadakan pertemuan dalam persatuan menghadapi serangan kerajaan Bolaang Mongondow.

Agar seminar yang dilaksanakan bulan Mei 1982 itu dianggap tidak mubazir, maka diadakanlah tindak lanjut. Pimpinan DPRD kabupaten Minahasa mengadakan pertemuan tanggal 18 Januari 1983 di Kaaten Tomohon dengan sponsor Brigjen (Purn) Willy Lasut, juga dihadiri sejumlah orang

Tanggal 18 Juli 1983 pimpinan DPRD Minahasa mengadakan pertemuan lagi dengan tokoh masyarakat dan budayawan Minahasa. Setelah sebulan tidak ada sanggahan terhadap tanggal itu maka dalam sidang pleno tanggal 1 Oktober 1982 menetapkan Hari Jadi Minahasa, Hari Minahasa, 5 November 1428. I Yayat U Santi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *